Saturday, October 17, 2015

Revolusi Mental

Pada era globalisasi ini, tentu kita sebagai masyarakat Indonesia telah mengerti etika-etika yang harusnya di lakukan dan harusnya sudah bisa membedakan etika yang harus di hindari. Meskipun begitu, kadang kitapun tidak sengaja melakukan hal-hal yang menurut kita adalah hal kecil, tetapi hal tersebut merupakan hal besar dan hal yang melanggar kode etika.
Jika sekilas mendengar kata revolusi, mungkin yang akan terbayang adalah suatu cara atau inovasi yang baru untuk menghilangkan kebiasaan lama. Tetapi jika mendengar kata revolusi mental? Mungkin sebagian orang berpikir bahwa tidak ada yang salah dengan mental mereka dan pasti akan bertanya, apakah kita butuh revolusi mental dan apa saja yang perlu di revolusikan?

Tentu saja kita membutuhkan revolusi mental, bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi juga untuk menghargai orang lain, untuk membangun dunia yang lebih tertib. Menyebrang di jalan raya mungkin menurut banyak orang adalah hal yang lumrah, tetapi jika di perdalami lagi, menyebrang adalah hal yang ilegal jika tidak ada zebra cross. Sebagian jalan bahkan mewajibkan orang-orang untuk menyebrang melalui jembatan peyebrangan.

Lantas, apa hubungannya dengan Internet dan New Media? Tentu saja revolusi mental sangat di perlukan dan sangat berkaitan erat dengan Internet dan New Media. Sebut saja, pada aplikasi Winrar, yang jelas sekali kita bisa gunakan seumur hidup tanpa membeli. Padahal, Winrar mewajibkan kita untuk membeli lisensi yang sah.

Gampangnya data yang didapatkan melalui internet, menjadikan kita malas untuk membeli dan menjadikan kita beranggapkan jika kita sudah dapat meraih sesuatu dengan gratis, mengapa harus bayar? Banyak sekali kerugian yang vendor rasakan saat kita tidak membeli lisensi perangkat lunak hanya karena kita berpikir demikian. Padahal hal tersebut adalah hal ilegal dan melanggar HAKI.

Jadi, ayo kita beli barang berlisensi asli mulai dari sekarang.

No comments:

Post a Comment